Selasa, 27 Mei 2008

tak ada yang tumbuh dalam kebekuan

By : neen_Khaleeda


“kita tidak bisa melihat dalam kegelapan, karena itu terangilah hati dan pikiran. keluarlah dari belenggu dengki yang membuat suram duniamu…fokuskan pada nurani, dengarkan bening hati-niscaya kita akan melihat kebenaran”

“jangan pergi dalam keadaan kesal, karena hanya akan menambah keletihan jiwa, menggores luka yang makin perih.berhentilah sejenak…hirup nafas dalam-dalam.nikmatilah tiap detik nikmat yang Tuhan berikan.Semua masalah pasti ada solusinya.Kita hanya butuh jeda–mengurai kekalutan.kembali bergerak,menyambut mentari yang lebih cerah”

“tak ada yang tumbuh dalam kebekuan.maka keluarlah dari suhu minus, carilah lingkungan yang hangat.biarkan bijimu mengeluarkan tunas asa.hentikan pikiran pesimis.jangan jadi Tuhan untuk Takdir yang belum kau jalani.keluarlah dari kebekuan.dunia tak sesempit pikiran kita.lihatlah warnawarni kehidupan, ke atas….ke bawah…ke depan…ke belakang….ke samping….banyak yang harus disyukuri, banyak yang harus diperbaiki’

jangan menyerah pada ketakutan

N. Khaleeda M, S.Psi

pernah melihat keong, siput dan sejenisnya? coba perhatikan apa reaksi hewan lunak itu ketika kita pegang tubuhnya, atau ketika kita halangi jalannya? ya … mereka akan masuk bersembunyi di liang hangatnya.beberapa saat, sampai “ancaman” hilang … dan hewan kecil itu pun kembali berjalan.

mari belajar darinya … bagi saya hewan kecil itu memang tampak pengecut, penakut …. langsung berembunyi ketika ia menghadapi masalah. Tapi apakah ia lagi menghindar? tidak, itu adalah bentuk perjuangan hewan lemah itu dari ancaman. Setelah cukup mengumpulkan keberanian, hewan itu kembali bergerak. pelan tapi pasti.

Kita semua punya ketakutan. Kita semua punya kekhawatiran. takut gagal, takut kecewa, takut melangkah, takut miskin, khawatir jika lapar, khawatir jika sakit ….. wajar, semua ketakutan ini alamiah. Semua orang mengalaminya, maka hal ini pun tidak menjadi masalah …. sepanjang ketakutan ini tidak menghalangi kita untuk berbuat kebaikan. Tetapi ada kalanya kekhawatiran, ketakutan akan gambaran buruk tentang masa depan, gambaran berat tentang tantangan yang akan menghadang dari suatu rencana, menjadi sebuah barrier–penghalang gerak kita untuk berubah. tak jarang kita menyerah …. sudahlah, ini terlalu sulit. sudahlah, aku tak mungkin mencapainya ….begitu ungkapan pesimisme kita. Ungkapan yang tanpa sadar menjadi semacam rumah keong tanpa lubang …. semacam penjara. menghalangi kita bertumbuh …. keluar dari pikiran yang mengahantui …. dan kita pun menjelma kelemahan yang lebih kuat dari si keong.

ingatlah kata-kata si keong “hewan sepengecut aku saja …. masih berani melangkah, mengapa manusia yang lebih hebat dariku mudah menyerah?”

Berjalanlah lagi. tak masalah jika kita butuh jeda sejenak mengumpulkan keberanian. hirup nafas dalam, lipargandakan energi cinta dan kebaikan. tersenyum dan melangkahlah lagi. cara termudah dan paling tepat menghilangkan ketakutan, adalah berhadapan dengan ketakutan itu sendiri. yakinlah, kita bisa lebih baik ….

berjalanlah lagi, cobalah lagi ….. jangan menyerah, perjalanan kita belum selesai.

ada surga di rumah kita

Ada Surga di Rumah kita

neen_Khaleeda

[21.48 pm.230508]

“Aku ingin pulang … “ , barangkali kata ini sering kita ucapkan saat akhir bulan, ketika uang sudah kian menipis di tangan. Atau saat ujian sidang hampir tiba, saat ada masalah berat yang butuh dipecahkan bersama, atau sekedar kangen. Maka pulang lebih dari sekedar bertemu orang tua. Karena itu kadang, kita tak selalu butuh alasan rasional untuk pulang.

Pulang adalah melabuhkan rindu yang menggumpal di dada, mengurai sesak yang tertahan lama. Pulang adalah senyum yang bertemu mata. Lalu pecah jadi tangis. Kita menemui orang tua kita, telah bertambah keriput dan kian tak muda, setelah kita pulang untuk yang kesekian kalinya. Bahkan tanpa berkata apa-apa, pulang cukup menjadi pengobat hati. Melihat adik kita telah tumbuh begitu cepatnya.

Maka bagi saya, perjalanan pulang selalu seperti sebuah jelajah, mengumpulkan mozaik yang terserak di setapak ruang dan waktu. Ada banyak adegan yang muncul di sepanjang pohon-pohon yang berjejer. Berkata bahwa “ setiap kali melangkah ke depan, ada masa lalu yang kita tinggalkan, ada orang-orang yang menunggu kita’. “setiap kali melaju ke depan, kita sedang melangkah ke masa yang penuh misteri, ada orang lain yang menunggu kita”. Dan saat kita tiba di rumah, membuka pintu … memeluk dan mencium keluarga tercinta, dan mereka pun akan bertanya?”piye kabarmu nduk?”: Pertanyaan sederhana – yang sebenarnya dalam maknanya: telah menjadi orang seperti apa kita kini sekarang? Apa yang berubah dari diri kita? Lalu apa yang akan kita ceritakan tentang diri kita?

Rumah kita ….

A Home is not (only) a House.

Bayangkanlah pintu rumah kita. Sebentuk segiempat sederhana. Tapi cobalah kita lihat sekali lagi. Seandainya pintu segi empat itu bisa bercerita, maka kita akan mendapat laporan yang cukup lengkap tentang perubahan diri kita. Lihatlah sisi bagian belakangnya, sisi yang berada di dalam rumah. Saksi atas apa saja yang kita perbuat selama di dalam rumah. Saat kita menjadi ‘seseorang’. Lalu kita pun membuka engselnya, mendorongnya dan berkata ‘aku pergi’. Brakk.

Pintu itu menghempas tergesa-gesa. ‘seseorang’ tadi membantingnya terlalu keras, tanpa salam dan tergesa-gesa dan pergi sambil berlari. Pergi menjelajah banyak tempat, mengikuti banyak kejadian, bertemu banyak orang, merasakan biru, kuning, merah, hitamnya perasaan. Campur aduk. Satu menit, setengah jam, lima jam, kadang sampai matahari berganti bulan. Kita belum membuka lagi pintu itu. Buku yang kita baca, orang yang kita temui, aktivitas yang kita ikuti, kejadian yang kita tonton, berita yang kita dengar, cacian yang kita dapatkan, nasihat yang menyentuh hati, semua yang tak dilihat oleh pintu bagian dalam. Telah mewarnai ‘seseorang’ yang tadi, menjadi ‘orang lain’. Ada yang mewarnai hatinya, pikirannya, ada yang mewarnai emosinya, caranya merespon, sikapnya bahkan perbuatannya. Pintu bagian dalam tak tahu apa yang terjadi di luar rumah. Pintu itu juga sering tak tahu, bahwa dunia yang kita jumpai di luar rumah adalah dunia yang kian tak ramah, kian sesak, kian keras dan tak berperasaan. Dan orang yang keluar lewat pintu itu harus menghadapinya dari hari-ke hari. Pintu itu hanya tahu : bahwa ketika ‘seseorang’ yang membuka pintu bagian dalam tadi telah menjadi ‘orang yang berbeda’. Kadang ‘sesorang’ itu tertawa ketika pergi, menangis sembab ketika pulang. Begitu wangi saat membuka pintu untuk keluar, bau dan lesu saat membuka pintu untuk masuk. Tanpa pamit ketika pergi, santun bersalam dan tersenyum ketika pulang.

Ahh, coba lihatlah lagi sekeliling rumah kita. Ada banyak saksi atas kejadian yang seringkali secara tak sadar kita lupakan. Cat yang mengelupas, sarang laba-laba, kaca yang mulai suram : semua ingin berkata. Bahwa ada akumulasi waktu yang lama berlalu, dan kita ternyata tak pernah bisa hidup sendirian saja. Kita ternyata tak bisa hanya sibuk dengan diri kita sendiri saja. Bahwa selain diri kita, ada orang lain-ada sesuatu yang lain. Yang menunggu kita di rumah. Yang mengiringkan doanya saat kita pergi. Yang merapihkan rumah kita, membuat kita merasa nyaman saat pulang. Ada orang yang akan panik ketika mendapat telepon bahwa kita mengalami kecelakaan, orang-orang yang juga butuh perhatian dan tanggungjawab kita. Tapi kadang kita terlalu sibuk untuk memahami : Bahwa kita tak pernah sendiri.

Saat kita merasa sedang tak dirumah

Tiba-tiba saja kita membuat demarkasi yang begitu tegas : ini rumah, ini kos, ini wisma, ini hotel, ini terminal. Apa bedanya bangunan itu? Semuanya sama-sama tempat transit. Jangka waktu dan cara pembayarannya saja yang berbeda.Lalu apa yang memuat kita merasa ‘tidak betah’, merasa tidak ‘homey’meski di rumah kita sendiri? Jawabannya barangkali ada di kepala kita … persepsi kita tentang tempat tinggal kita sekarang. Penilaian yang membuat kita “tidak ikut merasa memiliki’ hingga kita pun merasa ‘tidak perlu bertanggungjawab’ atas apa-apa yang terjadi di dalamnya. Merasa tak perlu juga untuk peduli. Meski sampah menumpuk dan bau, lantai berdebu, lampu rusak. “toh kita sudah membayar, jadi biarkan orang lain yang mengurusnya”.Dan kita pun membatasi kehidupan kita dalam sekat-sekat tembok. Ini urusanku. Itu urusanmu. Maka kita pun kehilangan sensivitas. Saat penghuni lain sakit, lembur mengejar deadline TA, pulang larut, atau ketika kita mendengar tangis tertahan dari kamar sebelah …”urusanku sendiri sudah banyak, ngapain repot-repot ngurus orang lain?”. Maka meski kita telah (atau akan tinggal) setidak-tidaknya empat tahun di Tembalang ini, kita tidak pernah merasa ‘tinggal di rumah’. Kita numpang. Nge-kos. Ngontrak. Dan dalam pikiran kita: itu bukan rumah (home) saya. Maka ketika pikiran ini kian lama mengendam, saat yang sama sebenarnya, kita sedang dengan sadar : melakukan abrasi, pengikisan terhadap rasa kemanusiaan kita. Membangun lapaisan tebal di atas hati. Lama-lama mengeras. Dan kita kian jadi orang yang berbeda. Orang yang makin tak berperasaan.

Lagi-lagi, nilai rasa itu ada di kepala kita. Rasa rindu, perasaan betah, nyaman …. Bermula dari kepala kita. Persepsi yang akan membawa kita pada kesadaran, lalu komitmen, tanggungjawab, lalu cinta.

Lalu apakah tempat tinggal kita sekarang ini, telah menjadi rumah (home) bagi kita?

Maka ingatlah rumah kita …

Ada siapa saja di sana. Rumah yang membuat rindu. Rumah yang membuat kita memiliki energy baru saat berada di dalamnya. Bersemangat ketika pergi dari pintunya. Makin berilmu, makin baik. Ketika memasuki kemabali pintunya. Rumah yang bukan hanya menyediakan atap yang kokoh untuk berteduh dari hujan, tapi juga hati-hati yang lapang untuk menerima kita; sebagai manusia. Maka ingatlah kembali, bagian apa dari rumah itu yang membuat kita rindu.

Kasurnya, taman rindangnya, lantainya yang wangi, angin semilir yang mengalir dari jendelanya ….

Senyum penghuninya, perhatian tulus saat sakit, mata hangat saudara, bahu tuk menangis

Buku-buku yang mencerahkan, nasyid pagi yang menyemangati, ketukan lembut untuk qiyamulail, mading yang penuh nasihat , teguran yang indah saat lalai

Cucian yang telah terlipat rapi, meski baru sadar bahwa ternyata tadi sore hujan dan kita masih di jalan.

Lalu apa yang membuat rumah kita begitu ‘hidup dan menghidupkan’. Ternyata ….

Atapnya iman , Dindingnya ukhuwah , Tiang-tiangnya nasihat ,Lantainya fastabiqul khairat, jendelanya ilmu.

Itulah bahan baku rumah surga kita di dunia. Pertanyaannya adalah; sudahkan kita membangun rumah kita di atas bahan baku itu? Jika belum. Maka sekedar membayangkan hadirnya surga dunia itu saja, rasanya terlalu tinggi bagi kita. Karena realitas rumah kita adalah : sikap saling menyalahkan, iqob/hukuman yang tak mencerahkan, wajah-wajah sibuk dan lelah—yang telah lama lupa, bagaimana caranya tersenyum, apalagi berempati. Haha-hihi tak lagi membahagiakan, garing. Gossip yang tak pernah menyejukkan adalah irama rumah kita. Dan jika realitas rumah kita adalah kata-kata ini : jorok, berantakan, bau, kusam. Lalu bolehkan kita berharap, sekedar memikirkan ‘bahwa rumahku (bisa) menjadi surgaku?’. Maka pulang ke rumah, justru menjadi sesuatu yang paling kita hindari. Lalu dimana kah rumah surge itu? Siapakah penghuninya?

Siapa penghuni rumah surga itu?

Ternyata bukan para malaikat. Karena malaikat tak butuh berlindung dari hujan dan panas. Tak butuh kasur untuk tidur. Tak butuh teman untuk menangis. Penghuninya adalah manusia. Yang bukan hanya memiliki kebaikan, juga kekhilafan. Yang bukan hanya punya nurani, tapi juga punya nafsu. maka ketika beberapa manusia bertemu dalam suatu tempat, berinteraksi dalam waktu yang lama. Maka, dalam rumah itu : bukan hanya butuh tempat yang lapang untuk beraktivitas di dalamnya. Tempat yang cukup lapang tanpa sampah dan barang rongsokan. Tapi tempat yang juga lapang dengan keihlasan, luas dengan kesediaan memaafkan. Tempat yang punya ruang untuk menerima, bukan hanya kesempurnaan tapi juga ketidaksempurnaan para penghuninya.

Dan penghuninya adalah manusia

Yang tak pernah menjadi sempurna.Maka ketika beberapa manusia tinggal bersama dalam satu rumah. Selayaknya tak boleh mengharap para penghuninya sebagai orang yang telah jadi, Selesai, finish; sebagai orang-orang baik yang telah sempurna kebaikannya. Karena kita akan kecewa. Karena tak sempurna itulah, maka ada peluang yang sangat besar untuk saling belajar, menasihati, memberi teladan. Lalu secara timbal balik, bergantian mengambil hikmah. Meneladani. Memberi dan menerima. Karena itulah para penghuninya perlu saling mendengar, meningkatkan sensivitas lalu bicara dengan komunikasi yang baik. Maka rumah selayaknya menjadi sekolah. Tempat menimba ilmu, tempat mematangkan kepribadian. Meluaskan wawasan. Rumah selayaknya menjadi sekolah. Karena ada begitu banyak orang. Sebagai guru-sumber ilmu; bagi diri kita. Jika saja kita mau belajar dari mereka. Rumah adalah sekolah yang paling dekat dengan realita. Sekolah, dimana kita bisa menampilkan diri kita apa adanya. Tanpa topeng, tanpa persona. Rumah adalah markaz tarbiyah kita. Tempat dimana kita bukan hanya menghafal ilmu, menuliskannya di kertas ujian. Rumah adalah tempat kita menuliskan kebiasaan baru, membentuk sikap, mematangkan kepribadian, belajar menyelesaikan konflik, belajar berkorban, belajar ikhlas, belajar tawazun, belajar itsar … belajar menerjemahkan teori ke dalam realitas. Dan rumah adalah saksi peradaban. Saat pintu dibuka, setelah hari demi hari pematangan dilakukan dalam rumah. Para penghuninya membuka pintu, keluar : sebagai orang yang lebih baik. Yang siap melakukan perbaikan untuk umat. Subhanallah. Inilah rumah kita : Rahim para mujahid. Rahim para perindu surga …

Inilah rumah kita …Inilah surga kita. Dimana Bahagia dan kemajuan, bukan sekedar utopia. Tapi sebuah karya, yang sedang kita kerjakan bersama. Mari duduk bersama, saling menatap mata, biarkan hati bicara. Bukankah kita sudah begitu merindukan bahagia itu? Mari duduk bersama… agar bahagia itu, tak sekedar mimpi semata. Mari memulai, mari memelihara. Sekarang !

Selasa, 20 Mei 2008

kenalilah cintamu

Kenalilah cintamu

N.Khaleeda.M, S.Psi

Dalam suatu hadis diriwayatkan bahwa Ibnu Umar ra berjabat tangan dengan Rasulullah SAW, beliau (Rasulullah) bertanya mengapa ia berbuat demikian. Ibnu Umar menjawab “saya mencintai seseoang dan saya bermaksud mencarinya, namun saya tidak menemukannya”. Maka Rasulullah menjawab ;

“ Jika kamu mencintai seseorang maka tanyakanlah olehmu, namanya, nama Bapaknya, tempat tinggalnya, dan anggota keluarganya. Jika ia sakit jenguklah, dan jika ia sibuk (atau dalam perjalanan) hendaklah kamu bantu untuk menyelesaikan urusannya”

Love is chemistry. Anasir kimianya bisa bereaksi dan menimbulkan sebuah perubahan. Bukan hanya sekedar perubahan warna seperti kita mencelupkan kertas lakmus dalam larutan basa. Bisa juga ia mewujud jadi gelembung-gelembung, bau, zat baru, bahkan ledakan. Ya … kita perlu mengingat kembali teori dasar kekekalan energy :

“energy tidak dapat diciptakan atau dimusnahkan, ia hanya bisa berubah dari satu bentuk ke bentuk yang lain”.

Transformasi energy adalah kata kuncinya. Maka kita tak pernah tahu bentuk cinta sejatinya, ada banyak perubahan yang mungkin terjadi. Jika menit yang lalu ia adalah zat padat, dua menit yang akan datang bisa jadi telah berganti jadi gas, sedang sebagian yang lain berganti menjadi zat cair. Cinta selalu bergerak mencari bentuknya. Maka mustahil memahami cinta sebagai sesuatu yang statis dan jumud. Tapi, setiap zat memiliki sifat asasinya sendiri. Sifat khas yang hanya dimilikinya dan membuatnya berbeda dengan zat lain, bahkan dalam golongan atau isotop yang sama. Perubahan suatu zat akan sangat tergantung zat lain yang direaksikan, atau situasi lingkungan yang menjadi tempat reaksi.

Maka kenalilah cintamu …

Para ilmuan bersepakat bahwa pada batas tertentu kita bisa memprediksi reaksi kimia yang bakal terjadi pada suatu zat , jika kita mereaksikan dua zat atau lebih. Syaratnya mudah : kita kenal dengan baik apa sifat zat tersebut.

Maka kenalilah cintamu …

Apakah ia sebentuk zat radioaktif, rentan, mudah bereaksi, (sebagian besar) jarang ditemukan, mahal pula.

Maka kenalilah cintamu …

Apakah ia sebentuk zat yang sulit bereaksi, kecuali dipicu dengan reaksi pendahuluan yang cukup lama. Stabil, butuh waktu lama dan bahkan katalisator tambahan untuk memicu reaksinya.

Maka kenalilah cintamu …

Proses mengenal yang kurang sempurna akan membuat reaksi kimia akan sangat lama terjadi, atau justru terlalu tergesa-gesa terwujud. Karena ternyata, kita tak tahu dengan benar, siapa kita … cinta kita.

Maka kenalilah cintamu ….

Salah mengenali, akan salah merencanakan strategi. Salah mengenali , berbuah akan membawa akibat yang fatal (bahkan mengancam jiwa) dalam sebuah reaksi.

Tak sesederhana reaksi kimia …

Manusia tak sesederhana sebuah reaksi kimia. Manusia lebih dari sekedar kumpulan atom dan unsur. Ada jiwa, ada raga (sebuah terminology yang sangat susah didefinisikan). Ada masa lalu yang bernama pengalaman, kenangan, ada masa kini yang bernama pembelajaran. Ada masa depan yang bernama harapan dan mimpi. Berbicara manusia, maka kita tak sekedar bicara aksi-reaksi. Karena antara masa lalu, hari ini dan masa depan tak selalu berikatan linier. Tarik-menarik. Tak tegas, siapa mempengaruhi apa.

Maka mengenali manusia, tak hanya mengenal ‘dirinya’ yang kita jumpai hari ini. Karena cinta yang kita temui hari ini adalah produk masa lalu dan harapan masa depan-(nya dan orang-orang penting di sekitarnya). Maka proses mengenal ini, akan membawa kita pada sebuah rentang waktu dan sejarah. Bahwa cinta yang kita temui hari ini, bukan sebuah realitas tunggal. Ia adalah sebuah resultan dari berbagai kejadian, berbagai pelaku dan aktor kehidupan, resultan dari berbagai keterpaksaan, pemberontakan, inisiatif dan serangkaian adegan jatuh bangun.

Lihat, dengarkan, rasakan …

Maka ada kacamata yang harus kita lepas (sementara waktu) dari kedua telinga kita. Letakkan sejenak di tempat yang aman.

Lalu biarkan kejernihan mata ‘basyirah’ kita melihat cinta lebih dekat dan jelas

Tanpa prasangka

Lalu, Memfungsikan kedua telinga kita untuk benar-benar mendengarKAN

Siagakan semua indra untuk bekerja dengan satu perintah : kenalilah cinta !

Karena otak perseptif kita, tanpa diminta akan segera memproses informasi itu. Membuat analisa. Dan menarik kesimpulan : siapakah sebenarnya cinta kita ini. Apa yang telah membuatnya ‘menjadi’ seperti sekarang ini, apa yang harus akau lakukan dengan sang cinta

Maka, proses mengenal yang benar akan menghasilkan sejumlah kekaguman dan simpati yang menginspirasi kebaikan

Maka proses mengenal yang benar dan tepat akan menghasilkan keihlasan menerima, cinta apa adanya. Kesediaan untuk memaafkan dan memberi kesempatan. Bahwa seorang manusia tidak selamanya menjadi actor perubahan bagi dirinya, seringkali manusia ;telah terpaksa’ menjadi korban dari berbagai situasi (yang dia sendiri bahkan tak pernah menginginkannya).

Proses mengenal yang benar akan membuat kita secara total menerima sang cinta, bukan hanya dengan segala kesempurnaanya … tapi juga dengan segala ketidaksempurnaannya.

Proses mengenal yang benar akan membuat kita mengenal sang cinta sebagai MANUSIA. Manusia yang kadang ingat, kadang lupa. Manusia yang tak hanya cerdas mengumpulkan pahala kebaikan, tapi juga sanggup mendepositokan maksiat dan dosa. Manusia yang tak hanya rasional, tapi juga emosional. Manusia yang tak selalu muda, tapi akan keriput dan tua. Manusia yang tak selamanya sehat dan bugar, tapi akan sakit dan mati. Meninggalkan yang mencintainya.

Maka proses mengenal dengan sempurna sesungguhnya, akan membawa kita pada pemahaman tentang relativitas cinta. Bahwa tak ada yang kekal dan sempurna. Selain yang menciptakan kekekalan dan kesempurnaan itu sendiri. Maka mengenali cinta, sebenarnya adalah proses belajar yang tak berujung. Proses yang telah berawal tapi tak tak pernah berakhir. Karena cinta … sejatinya, terus mencari bentuknya …. Cinta adalah proses saling menggenapkan, melengkapi, mengurai, men-delete, meng-insert, terus … saling menyempurnakan.

Agar Cinta Bersemi Indah

Agar cinta bersemi Indah …. Belajar dari nasihat Rasulullah

“Jauhkanlah dari dirimu buruk sangka, karena buruk sangka itu sedusta-dusta omongan (hati)

Janganlah kamu mencari-cari issue

Janganlah kamu mengintai-intai

Janganlah kamu bersaing (dalam hal yang tidak sepantasnya)

Janganlah kamu saling mendengki

Jangnlah kamu saling membenci.

Wahai hamba Allah …

Orang-orang yang beraudara …

Seorang muslim adalah saudara bagi muslim yang lainnya

Tidak boleh masa bodoh

Dan Tidak boleh menghinakannya

Taqwa itu tempatnya di sini (sambil menunjuk dadanya)

Seseorang telah berbuat jahat

Walau hanya telah menghina saudaranya sesama muslim

Setiap muslim terhaap muslim lainnya

Adalah HARAM darahnya, kehormatannya, dan hartanya “

(HR MUSLIM)

Perawatan Diri Saat Haid

Perawatan Diri Saat Haid

N. Kholida M, S.Psi

Kondisi haid membuat kita harus merawat kebersihan diri lebih ekstra, karena darah haid sangat rentan menimbulkan iritasi bahkan infeksi. Ada beberapa hal yang perlu kita lakukan saat haid :

1. Untuk menjaga kebersihan, hendaknya mengganti pembalut secara teratur sebanyak minimal 3 kali sehari (atau tergantung volume darah yang keluar) setelah mandi atau buang air kecil

2. Pilih pembalut yang daya serapnya tinggi, tidak mengandung zat kimia berbahaya, tidak menyebabkan iritasi pada kulit.

© Sebaiknya

- Jangan membuang pembalut sebelum membersihkan darahnya. Jika kontak dengan udara bisa menyebabkan penyakit.

- Jangan membuang sisa pembalut di kloset karena akan menyebabkan penyumbatan.

- Jika membuang di tempat sampah, pastikan tertutup rapi. Jangan membungkusnya dengan plastik rapat, hal ini menyebabkan sampah sulit terurai.

3. Sebisa mungkin rapihkan bulu kemaluan agar darah tidak banyak yang menempel di sekitar vagina, sehingga rentan akan infeksi atau iritasi.

4. Potong kuku dengan rapih, cuci tangan sebelum menyentuh daerah kemaluan. Jangan menyentuh bagian dalam kemaluan, apalagi ketika sedang haid.

5. Gunakan kapas atau tisu lembut untuk membersihkan sisa darah di sekitar lubang vagina.

6. Jaga kebersihan celana dalam, jika perlu bisa mencuci celana dalam dengan campuran sedikit disinfektan pada bilasan terakhir untuk membunuh jamur dan bakteri.

Bagaimana mensucikan diri setelah haid

Jika seorang muslim telah selesai/berhenti dari mengeluarkan cairan berupa darah (haid atau nifas) atau mani, maka wajib atasnya bersuci dengan cara mandi. Jika hal ini telah dilakukan maka, maka ia bisa kembali melakukan ibadah seperti solat dan puasa. Sebaliknya, jika mandi ini tidak dilakukan, maka ibadahnya dianggap tidak sah.

Tata cara mandi 'Besar'

Dalam sebuah hadis rasulullah mengajarkan pada kita bagaimana bersuci setelah janabat dengan cara mandi ;

Rasulullah Saw ketika hendak mandi janabat, beliau memulai dengan mencuci tangannya, dua atau tiga kali, kemudian menuangkan air dengan tangan kanannya ke tangan kirinya, kemudian mencuci kemaluannya, lalu berwudhu. Setelah itu mengambil air dan meletakkan jari-jarinya di pangkal rambut, kemudian menyiramkan air dengan kedua tangannya ke kepalanya tiga kali lalu mengguyurkan air ke seluruh badannya (HR Bukhari) . dalm Riwayat Tirmidzi dikatakan, lalu ia mencuci kedua kakinya.

Dalam hadis lain disebutkan :

"hendaklah salah seorang di antara kalian mengambil daun bidara (sejenis daun yang harum) dan air kemudian bersuci dengannya sebaik mungkin. Setelah itu menyiramkan air ke kepala dengan memijitnya dengan kuat, sehingga meresap hingga ke kulit. Lalu menyiramkan air ke seluruh tubuhnya dan seteah itu mengambil potongan kain yang diberi wewangian , kemudian menggunakannya untuk bersuci"

Dari hadis di atas dapat disimpulkan tatacara mandi setelah keluiar darah haid, nifas atau mani adalah :

a. berniat

b. mencuci kedua tangan sebelum dimasukkan dalam bejana/bak

c. mencuci kemaluan

dianjurkan membersihkan darah dengan kapas dan mengoleskan minyak zaitun atau wewangian alami di sekitar kemaluan.

d. berwudhu

e. mandi dengan cara membasahi seluruh tubuhs ebanyak tiga kali dimulai dari kepala

f. mencuci kedua kaki

Selain aktivitas di atas disunnahkan melakukan aktivitas : membaca basmalah, mendahulukan bagian tubuh kanan atas yang kiri, menggosok seluruh tubuh dan menghilangkan kotoran selain najis.

Memperhatikan asupan makanan saat haid tiba

Darah yang keluar saat haid sekitar antara 50-150 ml liter. Tentu saja pengeluaran darah yang cukup banyak ini membuat kita kehilangan banyak energi. Belum lagi perubahan aktivitas hormonal pada tubuh selama haid. Sebenarnya saat haid, kita membutuhkan asupan makanan yang tepat untuk mengganti sel darah yang keluar dan memulihkan energi. Kekurangan zat esensial pada saat haid bisa menyebabkan anemia.

© Sebaiknya

-- konsumsi makanan yang mengandung zat besi terutama yang berasal dari sayur dan kacang-kacangan

- kurangi makanan berlemak (hewani) dan mengandung kolesterol.

- Hindari makanan yang mengandung kadar gula tinggi, kafein, alkohol dan soda.

Kita tetap bisa beraktivitas

Keluarnya darah dan cairan tubuh, serta perubahan hormonal memang membuat perempuan lebih mudah lelah sewaktu haid. mengkonsumsi makanan dengan gizi tepat dan istirahat yang cukup akan membuat kita lebih segar dan cukup energi untuk menjalankan aktivitas. Sedikit pemanasan di pagi hari akan membuat kita lebih siap memulai aktivitas hari itu. Mandi akan membuat badan segar, bebas bau dan nyaman untuk tetap beraktivitas.

TIPS : Mengatasi rasa nyeri saat menstruasi :

o Tarik nafas secara perlahan untuk relaksasi

o Cobalah untuk berjalan

o Cobalah untuk menungging sehingga posisi rahim tergantung ke bawah untuk membantu relaksasi otot rahim

o Kompres dengan botol hangat tepat pada bagian yang terasa kram/tegang (biasanya di perut atau pingngang bagian belakang)

o Minumlah air hangat, jika suka tambahkan jahe atau madu

o Jangan biasakan menggunakan obat anti nyeri (haid) tanpa sepengetahuan dokter

o Tekanlah bagian yang empuk antara jempol dan telunjuk dan lakukan pemijatan untuk mengurangi raasa sakit akibat haid( titik refleksi)

Dari Berbagai Sumber.











Bagaimana Merawat daerah genital dengan benar

Oleh : N Kholida M, S.psi* (sedang menempuh Pendidikan Magister Promosi Kesehatan; kajian Kesehatan reproduksi dan HIV/AIDS UNDIP)

"bagaimana sih biar gak keputihan dan gatal di sekitar daerah "V"? "

"aku make pembersih V loh ...", kata seorang remaja dengan nada bangga. yang lain lagi mengeluhkan berbeda

"aduh kenapa yah bagian "v-ku" sering nyeri mendadak, padahal aku sedang tidak haid".

pengetahuan yang salah akan sesuatu, seringkali membawa kita pada tindakan yang salah pula. Alih-alih membawa manfaat, aktivitas yang kita lakukan justru akan membawa resiko fatal pada organ vital kita.
Untuk mengurangi resiko terkena penyakit dan meningkatkan kesehatan tubuh kita secara umum, maka kita harus memperhatikan cara-cara merawat daerah genital dengan benar. Daerah ini rentan dan sensistif terhadap kuman, bakteri, virus, zat polutan, tekanan dan benturan. Nah panduan berikut ini bisa kamu terapkan sehari-hari :

  1. ganti celana dalam minimal 3X sehari. Jika aktivitasmu padat, mengganti CD atau pantyliner minimal setiap 4-6 jam akan lebih membuatmu lebih sehat dan nyaman
  2. Gunakan air bersih dan mengalir untuk membersihkan vagina
  3. penggunaan cairan pembilas Vagina harus dengan petunjuk dokter
  4. Jika membilas, usahakan dari depan kebelakang atau dari atas ke bawah (arah vagina ke anus, jangan sebaliknya). Hal ini penting untuk mencegah kotoran masuk ke vagina
  5. Tangan harus dicuci dengan sabun dan bilas dengan air hingga bersih,baik sebelum maupun sesudah menyentuh vagina.
  6. Bilas vagina dengan tisu atau handuk yang kering dan bersih.Jaga jangan sampai celana dalam kita basah dan lembab.
  7. Biasakan untuk tuntas dalam kencing/BAB. Jangan sampai ada sisa air kencing/kotoran yang menempel di celana.
  8. Sangat dianjurkan untuk merapihkan rambut kemaluan agar terhindar dari kutu, jamur dan bakteri yang menyebabkan rasa gatal, keputihan dan infeksi.
  9. Konsultasi pada ahli kesehatan untuk permasalahan/ketidaknyamanan yang dialami seputar daerah vagina. Jangan coba-coba menangani sendiri dengan cara yang asal-asalan.

Yang Tidak boleh dilakukan

  1. Jangan memasukkan benda asing apapun ke dalam vagina
  2. jangan terlalu sering menyentuh daerah vagina, apalagi dengan tangan yang tidak bersih. Sebisa mungkin hindari melakukan onani atau masturbasi
  3. Jangan mencuci vagina dengan air kotor
  4. jangan menggunakan sembarang antiseptic, sabun beraroma atau sampo untuk mencuci daerah vagina. Daerah ini memiliki sifat yang khas, baik itu struktur kulit, suhu, dan keasamaan (ph rata-rata 3,8-4,5).
  5. Jangan buang air besar atau kecil di sembarang tempat.
  6. Hindari penggunaan celana ketat karena akan menghambat aliran udara, menganggu stabilitas suhu vagina, membuat lembab dan memperbesar kemungkinan infeksi
  7. jangan menggunakan bedak, tisu/sabun pewangi pada daerah vagina. Hal ini bisa menyebabkan iritasi
  8. jangan meminjam atau memakai secara bergantian barang-barang yang berkaitan dengan daerah vagina (celana dalam, pisau cukur dll)
tips memilih celana dalam

Memilih Celana dalam

- Pilih bahan yang bisa menyerap keringat dengan baik (katun, kaos)

- Hindari celana dalam yang berbahan karet/sintesis

- Perhatikan jenis ikat pinggangnya. Bahan yang terlalu kencang bisa menyebabkan iritasi kulit.

- Pilih ukuran yang membuatmu merasa nyaman atau leluasa beraktivitas. Jangan sampai terlalu ketat/kedodoran.

Nah ... be healthy, be active, be happy.