Kamis, 13 November 2008

Sebuah Rahasia Menjadi Pemenang

(disarikan dari sebuah tulisan seseorang …)

Pada suatu hari ada segerombol katak-katak kecilyang menggelar lomba lari

Tujuannya adalah mencapai puncak sebuah menara yang sangat tinggi.

Penonton berkumpul bersama mengelilingi menara untuk menyaksikan perlombaan dan memberi semangat kepada para peserta...

Perlombaan dimulai...

Secara jujur:
Tak satupun penonton benar2 percaya bahwa katak2 kecil akan bisa mencapai puncak menara.
Terdengar suara:
"Oh, jalannya terlalu sulitttt!!
Mereka TIDAK AKAN PERNAH sampai ke puncak."

Yang lain berkata :

"Tidak ada kesempatan untuk berhasil...Menaranya terlalu tinggi...!!

Katak2 kecil mulai berjatuhan. Satu persatu...

... Kecuali mereka yang tetap semangat menaiki menara perlahan- lahan semakin tinggi...dan semakin tinggi..

Penonton terus bersorak

"Terlalu sulit!!! Tak seorangpun akan berhasil!"

Lebih banyak lagi katak kecil lelah dan menyerah...

Tapi ada SATU yang melanjutkan hingga semakin tinggi dan tinggi...

DIA TIDAK AKAN MENYERAH!!!

Akhirnya yang lain telah menyerah untuk menaiki menara. Kecuali satu katak kecil yang telah berusaha keras menjadi satu-satunya yang berhasil mencapai puncak!
SEMUA katak kecil yang lain ingin tahu bagaimana katak ini bisa melakukannya?

Seorang peserta bertanya bagaimana cara katak yang berhasil menemukan kekuatan untuk mencapai tujuan?

Ternyata, Katak yang menjadi pemenang itu TULI!!!!

Katak yang menjadi pemenang itu TULI!!!!

karena mereka mengambil sebagian besar mimpimu dan menjauhkannya darimu.

Selalu pikirkan kata2 bertuah yang ada.

Karena segala sesuatu yang kau dengar dan kau baca bisa mempengaruhi prilakumu!

Tetaplah selalu berpikir positif

Kadangkala penting berlaku tuli terhadap orang-orang di sekitar kita yang berkata-kata negatif, pesimis dan membuat lemah semangat

Percayalah, bahwa niat yang baik akan selalu mendapat pertolongan untuk mewujudkankannya. Berniat baik, benar, dan lakukan

Ingatlah :

Dan katakanlah: "Bekerjalah kamu, maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah) yang Maha Mengetahui perkara yang ghaib dan yang tersembunyi, kemudian akan diberitakan-Nya kepada kamu tentang apa yang telah kamu perbuat".

(Q.S At –Taubah 105)

Badui itu pun menggendong ibunya …


Amru bin Jamad pernah berkata “salah seorang sahabat bertutur pada kami, suatu hari Ali bin abi Thalib dan Umar bin Khattab bertawaf bersama di baaitullah. Tiba-tiba ia mendapati seorang badui menggendong ibunya sambil bertawaf di seputar ka’bah. Orang badui itu berdendang :

Aku adalah hewan tunggangan ibuku yang tidak pernah lari darinya

Jika sang penumpang kelelahan, aku tidak pernah lelah sedikitpun

Pengorbanan ibu saat melahirkan dan menyusui jauh lebih besar

Aku memenuhi panggilan-Mu Ya Allah

Inilah aku datang memnuhi panggilan-Mu”

Menyimak lantunan sang badui itu, Ali bin abi Thalib berkata padaa Umar ibnu Khattab : “wahai Abu Hafs, ayo kita bergabung dengan orang itu melakukan thawaf lagi. Semoga Allaah menurunkaan kasih sayangnya pada orang itu dan kita beroleh berkahnya.”

Maka ketika orang badui itu memasuki pelataran ka’bah dan memulai Thawaf sambil melantunkan :

Aku adalaah hewan tunggangan ibuku yang tidak pernah lari darinya

Jika sang penumpang kelelahan, aku tidak pernah lelah sedikitpun

Pengorbanan ibu saat melahirkan dan menyusui jauh lebih besar

Aku memenuhi panggilan-Mu Ya Allah

Inilah aku datang memnuhi panggilan-Mu”

Ali bin Abi Thalib tak kuasa menahan haru hatinya, ia berujar “sungguh kebaktiannya sangat mengagumkan. Apa yang dilaakukannya adalah bentuk kesyukuran paling nyata. Semoga Allah membalas budi baktimu dengan balasan yang jauh dari perkiraan setiap insan”


Tapi apakah ini sudah cukup mampu membalas kebaikan ortu ?

Suatu hari, ada orang yang Thawaf sambil menggendong ibunya. Orang yang mengantar ibunya thawaf itu bertaanya pada Rasulullaah SAW , “apakah aku sudah menunaikan hak ibuku ?” rasulullah SAW menjawab “belum, bahkan sedetak nafas pun ”


Dan masih belum cukup

Suatu hari aada seorang sahabat berkata paada Umar Ibnu Khaattab : “sesungguhnya ku memiliki ibu yang telah udzur usia. Setiap kali ia ingin membuang hajat, aku meenggendongnya. Adakah itu berarti aku telaah menunaikan haknya ?” Umar ibnu Khattab menjawab “Belum, sebab ibumu sengaja melakukan itu agar engkau tinggal dekat bersamanya, sedangkan engkau memang melakukan hal itu, namun hatimu ingin berpisah dengannya”

Kekuatan Mimpi

Aku punya mimpi, apa lagi yang lebih kuat dari itu.Mimpi tentang surga yang jauh, yang hanya bisa dirangkai tangganya dari bahan kehidupan, kehidupan yang dekat dan nyata. Surga adalah mimpi terbesar, kenyataan terjauh, sumber kekuatan terdekat.

Jangan takut bermimpi, jika bermimpi saja kita takut, lalu kekuatan apa yang akan kita dapatkan untuk mewujudkannya. Sejauh mana kita meyakini sebuah mimpi, sebesar itulah kekuatan yang kita punya. Itulah kekuatan kita, kekuatan optimism, kekuatan harapan, kekuatan bahwa masa depan itu adalah waaktu yang akan kita temui juga. Bermimpilah, mimpi yang tak tampak hari ini, mimpi yang gaib. Karena semua yang terjadi, dulunya bernama harapan, bernaama mimpi, tak tampak badannya.

Percayalah pada mimpi besarmu. Lakukan dari yang kecil. Karena mimpi adalah kunci untuk kita taklukkan dunia. Dan jangan lelah, jangan berhenti sebelum semua itu jadi nyata. Jangan berhenti, please. Pada siapa lagi aku bisa berharap selaain pada diriku dan Allah. Karena ternyata, hanya itu yang aku miliki. Aku hanya punya diriku yang bisa kupaksa berjuang, yang bisa kuharpkan berkorban, yang bisa kuajak berlari. Aku Cuma punya Allah untuk bercerita, mengadu pada manusia hanya akan menaambah bebaan mereka, membuat mereka sedih. Aku Cuma punya Allah untuk meminta, kekuatan bertahan dan kembali berjalan, kekuatan untuk percaya : bahw Allah tak akan memberiku beban yang aku tak sanggup memikulnya. Karenaa itu aku meminta untuk percaya, percaya pada kekuatan berharap, pada kekuatan ikhtiaar. Bahwa tak ada usaha yang sia-sia, mungkin hari ini tak mampu merobohkan tembok masalah itu, tapi lumpur yang kulemparkan bertubi-tubi, akan meninggalkan bekaas di sana. Menjadi ruh untuk biji-biji harapan, dan hujan akan membuat akar-akarnya tumbuh, daunnya menghijau, makin banyak, hingga kekuatan akar-akar asa itulah yang akan merobohkan tembok besar itu.

Kita memang tak mungkin menciptakan tanaman, tapi kita bisa menyediakan tanahnya untuk tumbuh, memeliharanya dengan air kesabaran. Dan matahari, angin, hujan yang akan menaungi tumbuhnya, menjadi besar. Maka bermimpilah, karena ketika kita bermimpi, bangun dari tidur dan berusaha … maka alam akan memeliharanya, hingga waktu mengantarkannya jadi nyata. Mimpilah, jangan tidur lagi