Jumat, 27 Maret 2009

KITA

Saat yang lain masih tidur, kita sudah terjaga, siap-siaga
Saat yang lain bingung, kita sudah berpikir
Saat yang lain bimbang, kita sudah mengambil keputusan
Saat yang lain belajar, kita sudah mengajarkan
Saat yang lain baru membuka mata, kita sudah berjalan
Saat yang lain berjalan, kita sudah berlari
Saat yang lain berlelah-leha, kita sudah berjuang sekuat tenaga
Saat yang lain hanya berpikir tentang dunia, kita sudah menyiapkan akhirat
Menembus ruang, batas dan waktu
Melampaui hari ini dan masa lalu
Tak hanya berpikir tentang dirinya sendiri, tapi tentang manusia lainnya dan alam
Perjuangan Ini memang tak mudah
Karena itu harus bersegera dan bersungguh-sungguh
Di jannatul Firdaus …
Akhir cinta dan Mimpi besar Kita
Tersenyum, bergandengan tangan … Menatap wajah Allah, tersenyum pada Kita

Kado pernikahan
Situbondo, 6 Muharram 1429h

Kado Pernikahan
Bagimu perempuan salihah ....


Semua yang beriman ingin menikah (insyaallah)
Karena menikah mulia, mengikuti sunnah, mengandung banyak kebaikan

Tapi keinginan menikah berbeda dengan kesediaan menikah
Keinginan menikah berbeda dengan keyakinan untuk melakukan pernikahan dengan seseorang
Meski semua memang berawal dari ingin ...

Tapi ingin hanya sekedar akan jadi kata dan angan
Jika kita tak memiliki kesadaran, hasrat yang kuat untuk benar-benar berusaha mampu menikah
Karena kita sedang bicara tentang separuh din, tentang iman
tentang komitmen, mitsaqon ghalida

Karena persoalan menikah adalah sebuah pilihan kesadaran
Kerelaan ihlas, kesiapan berjuang, dan tanggungjawab

Karena itu tanyalah lagi jiwa :
”apa yang membuatmu menerima laki-laki itu sebagai pengantinmu ?”
”apa yang membuatmu ridha mengatakan ’iya’ atas pinangannya ?”
”apa yang membuatmu siap untuk menerimanya sebagai qawwam, dengan segala konsekuensinya ?”
”apa yang membuatmu ikhlas meninggalkan orang tua yang berbilang puluh tahun membesarkanmu, pergi bersama seorang lelaki’asing untuk berjuang bersama ?”
”apa yang membuatmu rela membuka auratmu, jiwamu, sejarahmu, rahasiamu ... tinggal bersama dengan laki-laki ’asing’ itu? Bersamanya, menjaga rumah dan amanahnya ? dan tetap bersamanya dalam segala keadaan ? ”

Tanyalah lagi ... bicaralah pelan-pelan dengan jiwa
Bersihkan yang keruh
Luruskan yang melenceng
Kuatkan yang melemah
Niat memang tak terucap, tapi terasa getarnya di jiwa
Jadi sebuah bulatan bernama tekad, jadi energi bernama ridho, jadi dorongan bernama syukur, jadi gelombang kuat cinta, hasrat ...
Jadi kesabaran dan tawakkal

Sebab yang abadi akan menghasilkan kebadian
Sebab yang kuat akan menghasilkan akibat yang kuat

Maka niatkanlah karena Allah, ibadah, dakwah
Insyaallah barakah ....

Kita telah menetapkan pilihan, bukan sekedar memilih

Setelah itu kita hanya butuh percaya
Bahwa kita dengan sepenuh jiwa telah memilih
Memilih mengikuti kata hati yang bening
Kita hanya butuh percaya bahwa kita telah mengambil keputusan yang tepat
Saat mengatakan iya atas pinangannya
Saat mengangguk mantap untuk menikah dengannya
Saat memangis bahagia setelah akad ijab kabul terucap

Setelah itu kita hanya butuh percaya
Bahwa Allah Maha benar dengan segala janjinya
Maha kuasa dengan segala kekuatan dan kasih sayangnya
Kita hanya butuh percaya
Untuk bersungguh-sungguh menumbuhkan cinta
Mencintai orang yang menikahi kita
Menikahi orang yang mencintai kita
Siap berjuang dengannya
Siap taat menjadi jundi, suami qawwamnya
Siap untuk ridha dan bersyukur sepenuh hati
Siap untuk saling menasihati dengan cara yang makruf
Siap untuk membuka diri dan berkomunikasi dengan tepat
Siap melipatgandakan energi jiwa menjadi istri salihah

Menanggung semua konsekuensi atas janji suci yang kita sepakati
Bahwa pernikahan yang kita masuki bukan surga yang sudah siap dinikmati
Tapi keindahan yang harus diupayakan

Selamat berjuang ukhti ....
Doa kami menyertai


Buat agung

Hati telah menetapkan pilihan
Yakin sepenuh jiwa, bahwa diri benar-benar telah siap menjadi lelaki
Yang akan memimpin seorang perempuan

Dengan ijab-kabul
Bersumpah atas nama Allah,mengguncang Arsy Nya dengan keihlasan
Menjadi imam, qawwam
Dari seorang perempuan ...
Yang kita ambil dari orang tuanya
Menggandengnya di sisi, mengambil alih tanggungjawab itu ke pundak kita

Maka bawalah ia ke rumahmu dengan sepenuh Iman
Bahwa kau memulai semua perjalanan ini atas nama Allah
Maka tetaplah bersama Allah
Dekat bersama-Nya
Karena Dialah yang akan menguatkan saat lemah, meringankan saat berat, melapangkan saat sempit, memelihara dalam waktu yang lama

Karena Allah pemilik cinta, penumbuh rasa, pemelihara emosi jiwa
Maka ikutlah irama iman
Melangkah bersama harmoni hati yang bening
Cintailah dengan ihlas
Bersabarlah dengan segala ketidaksempurnaan pasangan
Dan sentuhlah hati dengan hati
Karena perempuan adalah tulang yang bengkok
Jangan paksa kau luruskan, tapi nikmatilah kebengkokannya

Ketika seorang wanita menerima pinangan lelaki
Sebenarnya ia sedang belajar percaya
Bahwa lelaki itu bisa dipercaya
Untuk berbagi pundak saat lemah, menyediakan telinga dan hati untuk mendengar suka dan duka
Saat perempuan menerima pinangan lelaki sebagai pengantinnya
Sebenarnya ia mencoba berhusnudzon
Bahwa kesalihannya membuat dirinya aman dan tentram menjalankan hidup
Maka peliharalah kesalihan
Saat seorang permpuan setuju berpisah dari perwalian orang tuanya
Saat itu ia mencoba percaya
Bahwa lelaki yang ia terima pinangannya, tak akan menyia-nyiakan dirinya

Semua perempuan merasa khawatir
Saat ia menerima ’orang asing’ yang datang tiba-tiba di kehidupan dewasanya
Meninggalkan orang-orang terkasih yang membersamai sejak kecilnya
Menanggalkan kesenangan pribadinya, berhikmat menjadi istri di rumah barunya
Maka yakinkan ia dengan cinta
Jadikan ia tentram dengan ikhtiar yang nyata
Jadikan ia terpesosna dengan kelembutan dan kasih sayangmu
Jadikan ia ridha dengan bimbingan dan arahanmu

Dan mulailah
Karena cinta tak akan tumbuh jika tak ditumbuhkan
Dan bersegeralah
Jika bukan saat ini, lalu kapan?
Bukankah kita memulai dengan nama Allah ?
Berazam mengikuti sunnah RasulNya ?

Maka ikutilah sunnah – sunnah yang lain
Bukan karena terpaksa, tapi ingin lebih banyak mencari ridha-Nya

(kado pernikahan untuk sahabat)