Selasa, 20 Mei 2008

kenalilah cintamu

Kenalilah cintamu

N.Khaleeda.M, S.Psi

Dalam suatu hadis diriwayatkan bahwa Ibnu Umar ra berjabat tangan dengan Rasulullah SAW, beliau (Rasulullah) bertanya mengapa ia berbuat demikian. Ibnu Umar menjawab “saya mencintai seseoang dan saya bermaksud mencarinya, namun saya tidak menemukannya”. Maka Rasulullah menjawab ;

“ Jika kamu mencintai seseorang maka tanyakanlah olehmu, namanya, nama Bapaknya, tempat tinggalnya, dan anggota keluarganya. Jika ia sakit jenguklah, dan jika ia sibuk (atau dalam perjalanan) hendaklah kamu bantu untuk menyelesaikan urusannya”

Love is chemistry. Anasir kimianya bisa bereaksi dan menimbulkan sebuah perubahan. Bukan hanya sekedar perubahan warna seperti kita mencelupkan kertas lakmus dalam larutan basa. Bisa juga ia mewujud jadi gelembung-gelembung, bau, zat baru, bahkan ledakan. Ya … kita perlu mengingat kembali teori dasar kekekalan energy :

“energy tidak dapat diciptakan atau dimusnahkan, ia hanya bisa berubah dari satu bentuk ke bentuk yang lain”.

Transformasi energy adalah kata kuncinya. Maka kita tak pernah tahu bentuk cinta sejatinya, ada banyak perubahan yang mungkin terjadi. Jika menit yang lalu ia adalah zat padat, dua menit yang akan datang bisa jadi telah berganti jadi gas, sedang sebagian yang lain berganti menjadi zat cair. Cinta selalu bergerak mencari bentuknya. Maka mustahil memahami cinta sebagai sesuatu yang statis dan jumud. Tapi, setiap zat memiliki sifat asasinya sendiri. Sifat khas yang hanya dimilikinya dan membuatnya berbeda dengan zat lain, bahkan dalam golongan atau isotop yang sama. Perubahan suatu zat akan sangat tergantung zat lain yang direaksikan, atau situasi lingkungan yang menjadi tempat reaksi.

Maka kenalilah cintamu …

Para ilmuan bersepakat bahwa pada batas tertentu kita bisa memprediksi reaksi kimia yang bakal terjadi pada suatu zat , jika kita mereaksikan dua zat atau lebih. Syaratnya mudah : kita kenal dengan baik apa sifat zat tersebut.

Maka kenalilah cintamu …

Apakah ia sebentuk zat radioaktif, rentan, mudah bereaksi, (sebagian besar) jarang ditemukan, mahal pula.

Maka kenalilah cintamu …

Apakah ia sebentuk zat yang sulit bereaksi, kecuali dipicu dengan reaksi pendahuluan yang cukup lama. Stabil, butuh waktu lama dan bahkan katalisator tambahan untuk memicu reaksinya.

Maka kenalilah cintamu …

Proses mengenal yang kurang sempurna akan membuat reaksi kimia akan sangat lama terjadi, atau justru terlalu tergesa-gesa terwujud. Karena ternyata, kita tak tahu dengan benar, siapa kita … cinta kita.

Maka kenalilah cintamu ….

Salah mengenali, akan salah merencanakan strategi. Salah mengenali , berbuah akan membawa akibat yang fatal (bahkan mengancam jiwa) dalam sebuah reaksi.

Tak sesederhana reaksi kimia …

Manusia tak sesederhana sebuah reaksi kimia. Manusia lebih dari sekedar kumpulan atom dan unsur. Ada jiwa, ada raga (sebuah terminology yang sangat susah didefinisikan). Ada masa lalu yang bernama pengalaman, kenangan, ada masa kini yang bernama pembelajaran. Ada masa depan yang bernama harapan dan mimpi. Berbicara manusia, maka kita tak sekedar bicara aksi-reaksi. Karena antara masa lalu, hari ini dan masa depan tak selalu berikatan linier. Tarik-menarik. Tak tegas, siapa mempengaruhi apa.

Maka mengenali manusia, tak hanya mengenal ‘dirinya’ yang kita jumpai hari ini. Karena cinta yang kita temui hari ini adalah produk masa lalu dan harapan masa depan-(nya dan orang-orang penting di sekitarnya). Maka proses mengenal ini, akan membawa kita pada sebuah rentang waktu dan sejarah. Bahwa cinta yang kita temui hari ini, bukan sebuah realitas tunggal. Ia adalah sebuah resultan dari berbagai kejadian, berbagai pelaku dan aktor kehidupan, resultan dari berbagai keterpaksaan, pemberontakan, inisiatif dan serangkaian adegan jatuh bangun.

Lihat, dengarkan, rasakan …

Maka ada kacamata yang harus kita lepas (sementara waktu) dari kedua telinga kita. Letakkan sejenak di tempat yang aman.

Lalu biarkan kejernihan mata ‘basyirah’ kita melihat cinta lebih dekat dan jelas

Tanpa prasangka

Lalu, Memfungsikan kedua telinga kita untuk benar-benar mendengarKAN

Siagakan semua indra untuk bekerja dengan satu perintah : kenalilah cinta !

Karena otak perseptif kita, tanpa diminta akan segera memproses informasi itu. Membuat analisa. Dan menarik kesimpulan : siapakah sebenarnya cinta kita ini. Apa yang telah membuatnya ‘menjadi’ seperti sekarang ini, apa yang harus akau lakukan dengan sang cinta

Maka, proses mengenal yang benar akan menghasilkan sejumlah kekaguman dan simpati yang menginspirasi kebaikan

Maka proses mengenal yang benar dan tepat akan menghasilkan keihlasan menerima, cinta apa adanya. Kesediaan untuk memaafkan dan memberi kesempatan. Bahwa seorang manusia tidak selamanya menjadi actor perubahan bagi dirinya, seringkali manusia ;telah terpaksa’ menjadi korban dari berbagai situasi (yang dia sendiri bahkan tak pernah menginginkannya).

Proses mengenal yang benar akan membuat kita secara total menerima sang cinta, bukan hanya dengan segala kesempurnaanya … tapi juga dengan segala ketidaksempurnaannya.

Proses mengenal yang benar akan membuat kita mengenal sang cinta sebagai MANUSIA. Manusia yang kadang ingat, kadang lupa. Manusia yang tak hanya cerdas mengumpulkan pahala kebaikan, tapi juga sanggup mendepositokan maksiat dan dosa. Manusia yang tak hanya rasional, tapi juga emosional. Manusia yang tak selalu muda, tapi akan keriput dan tua. Manusia yang tak selamanya sehat dan bugar, tapi akan sakit dan mati. Meninggalkan yang mencintainya.

Maka proses mengenal dengan sempurna sesungguhnya, akan membawa kita pada pemahaman tentang relativitas cinta. Bahwa tak ada yang kekal dan sempurna. Selain yang menciptakan kekekalan dan kesempurnaan itu sendiri. Maka mengenali cinta, sebenarnya adalah proses belajar yang tak berujung. Proses yang telah berawal tapi tak tak pernah berakhir. Karena cinta … sejatinya, terus mencari bentuknya …. Cinta adalah proses saling menggenapkan, melengkapi, mengurai, men-delete, meng-insert, terus … saling menyempurnakan.

Tidak ada komentar: